“Love?”
Author : RSalsabilaR
Genre : Romance - School Life - Friendship
Casts :
- Choi Sungyoung (OC)
- Lee Taemin (SHINee)
- Hwa Seulrin (OC)
Length : Oneshoot
Rate : General
Copyrighted. ©RSalsabilaR 2012. All right reserved
***
“Sung,
Lihat! Itu Taemin!” Ucap Seulrin, sambil menyikut lengan Sungyoung.
Tangannya menunjuk seorang namja yang tengah bermain bola basket
dilapangan.
Sungyoung menutup telinganya menggunakan tangannya, tak ingin mendengar lebih banyak lagi ocehan dari sahabatnya tersebut.
“Ya? Siapa yeoja itu? Kenapa menempel terus dengan Taemin?” Gumam Seulrin, pelan.
“Mana?!”
Sungyoung
yang awalnya menutup telinga, langsung melepaskan telapak tangannya
dari telinga. Pandangan Matanya langsung beredar untuk mencari sosok
Taemin. Atau lebih tepatnya, ia penasaran dengan yeoja yang dimaksud
Seulrin.
Tapi, yang Sungyoung lihat hanya sosok Taemin yang
sedang ber-toss ria dengan Baekhyun. Dengan sedikit kesal, yeoja itu
langsung mengalihkan padangannya ke arah Seulrin.
“Ya! Kau bilang ada ye—”
“Sudah kuduga, kau menyukai Taemin.” Ujar Seulrin, Tiba-tiba dan berhasil memotong ucapan Sungyoung.
Sungyoung
membulatkan matanya mendengar ucapan Seulrin. “Mwo?! Mana mungkin aku
menyukainya! Kau kan tau sendiri, aku sangat membencinya!” Sungutnya.
“Ayolah Sung.. Mengaku saja. Kau menyukainya, kan?” Goda Seulrin.
Kini,
Sungyoung merutuki dirinya sendiri. Kenapa ia dapat dengan mudahnya
dikerjai oleh Seulrin? Ia juga sangat yakin, kini pasti wajahnya mulai
memerah.
Sebenarnya Sungyoung sangat menyukai namja bernama
Lee Taemin itu. Ayolah, siapa yang tidak menyukai namja seperti Taemin?
Tampan, Jago nge-dance, Bermain Basket dan masih banyaak lagi. Banyak
yeoja di sekolah yang menyukai namja itu. Dan, Sungyounglah salah
satunya.
“Aku sudah tau dari dulu kalau kau menyukai Taemin
ko. Tapi karena kau tidak mau terlihat menyukainya, kau pura-pura
membencinya, kan?” Tebak Seulrin.
Benar!
Tebakan
Seulrin tidak meleset sama sekali. Itu adalah alasan kenapa selama ini
ia membeci Taemin dengan alasan yang tidak jelas. Setiap ada yang
menanya kenapa Sungyoung membenci Taemin, Sungyoung hanya menjawab
'Karena dia menyebalkan'. Toh, ia dan Taemin juga memang sering
bertengkar.
“Oke, aku mengaku. Aku menyukainya. Tapi kau jangan bilang siapa-siapa!” Ujar Sungyoung.
“Siap nona Choi Sungyoung!” Jawab Seulrin, sambil tersenyum.
Entah kenapa menurut Sungyoung, Senyum Seulrin kali ini seperti mengandung sebuah arti. Dan, entah apa arti dari senyum itu.
***
“Aish, dasar guru botak jelek! Kenapa aku harus dihukum membersihkan WC?!” Gerutu Sungyoung, Kesal.
Sebenarnya,
bukan kesalahan Guru itu jika Sungyoung dihukum. Toh, Sungyoung sendiri
yang membuat masalah dengan guru Killer itu karena tertidur di Kelas.
Dan, ia dihukum membersihkan seluruh WC yeoja saat pulang sekolah.
Kini
Sungyoung berjalan menuju WC disebelah perpustakaan setelah ia berhasil
membersihkan WC didekat Kelasnya. Ia sedikit bersyukur juga karena
Seulrin mau menunggunya menyelesaikan hukumannya.
“Ya! Taemin, Jangan yang seperti itu!”
“Lalu kau maunya bagaimana, Rin?”
Sungyoung—yang
baru saja akan melangkahkan kakinya masuk ke dalam WC—menghentikan
langkahnya. Ya. Yeoja itu mendengar dua suara yang sangat familiar di
telinganya dari dalam perpustakaan.
Tanpa banyak ba-bi-bu, Sungyoung mengintip ke dalam perpustakaan. Pandangan matanya beredar ke seluruh ruangan tersebut.
Mata
yeoja itu menyipit saat melihat seorang yeoja dan seorang namja.
Sungyoung tidak dapat melihat dengan jelas sosok yeoja dan namja itu
karena duduk membelakangi dirinya. Dua orang itu nampak sedang
bercakap-cakap dan sesekali tertawa. Tak jarang juga mereka saling
pukul.
“Aku bingung Taem! Yang punya acaranya 'kan kau. Kenapa aku jadi ikut repot?”
“Ayolah Rin. Bantu aku!” Mohon namja itu.
Taemin
dan Seulrin. Ya. Dua suara itu adalah suara milik Taemin dan Seulrin.
Hey, Untuk apa mereka hanya berduaan di perpustakaan? Oke, Sungyoung
tau, Seulrin bisa mudah dekat dengan siapa saja. Tapi kenapa mereka
hanya berdua? Setaunya, Seulrin tidak suka berduaan dengan seorang
namja.
Sungyoung menepis hal yang tidak-tidak yang kini
muncul di otaknya. Tidak mungkin Seulrin melakukan hal seperti itu.
Seulrin adalah sahabatnya, kan?
“Sedang apa kau disitu? Bukannya saya menyuruhmu membershikan WC?”
Tubuh
Sungyoung membeku saat mendengar perkataan itu. Tanpa menoleh pada si
pemilik suara pun, Sungyoung sudah tau siapa itu. Siapa lagi kalau bukan
guru botak yang menghukumnya.
Sungyoung membalikan tubuhnya
ke arah guru botak itu, “Ne seonsaengnim. Sekarang aku akan
membersihkan WCnya!” Sungyoung pun langsung berlari menuju WC yang
paling dekat dengan perpustakaan.
***
-Sungyoung House's-
Entah
sudah berapa kali Sungyoung mengehela nafasnya panjang. Dipikirannya
kini, terus terbayang kejadian di Perpustakaan. Bagaimana Seulrin dan
Taemin saling bercakap, saling tertawa dan bercanda.
Sungyoung menggeleng-gelengkan kepalanya, “Hey, Tidak mungkin 'kan, Seulrin menyukai Taemin?” Tanyanya, pada diri sendiri.
Kalau
benar Seulrin menyukai Taemin, itu berarti, Mereka berdua menyukai
namja yang sama? Ah, Sudahlah, lebih baik besok pagi ia langsung
bertanya pada Seulrin.
***
Malam itu, Sungyoung
sama sekali tidak bisa tidur. Pikirannya terus tertuju pada Seulrin dan
Taemin. Bukannya takut Seulrin merebut Taemin, tapi, Yeoja itu lebih
takut jika hubungan persahabatannya dengan Seulrin rusak.
Dan,
Pagi itu, Sungyoung datang ke sekolah lebih pagi dari biasanya. Yeoja
itu ingin bertemu dengan Seulrin karena biasanya Seulrin selalu datang
paling awal dikelas.
Baru saja Sungyoung melangkahkan kakinya
ke dalam kelas, yeoja itu langsung mendapati Seulrin dan Taemin disana.
Mereka duduk berhadapan di satu meja. Hey, biasanya Taemin tidak datang
sepagi ini.
“Lalu aku harus bagaimana?” Tanya Taemin pada Seulrin.
“Mana kutahu. Pikir saja sendiri!”
“Ayolah Rin. Kau 'kan yeoja yang baik. Ne?” Mohon Taemin, memasang puppy eyesnya.
Entahlah.
Sungyoung tidak mendengar dengan jelas semua percakapan mereka berdua.
Tapi, mereka berdua nampak sangat dekat. Bahkan, wajah Seulrin terlihat
sangat senang.
“Ya! Ya! Ya! Taemin pabo! Kembalikan ponselku!”
“Bagaimana ya?”
“Lee Taemin!!! Cepat kembalikan!”
Apa
yang harus ia lakukan sekarang? Itulah pertanyaan yang berkeliaran di
otaknya. Bingung dan Takut yang ia rasakan sekarang. Jika disuruh
memilih diantara Taemin dan Seulrin, Sungyoung jelas akan memilih
Seulrin. Tapi disisi lain, ia juga ingin memilih Taemin.
BRAK!!!
Hembusan
angin yang cukup kencang sukses membanting pintu kelas—yang awalnya
hanya terbuka sedikit—menjadi terbuka lebar alias sempurna.
Sungyoung jelas terbelak kaget. Apalagi dua orang yang sedang di dalam kelas. Mereka langsung menoleh ke arah pintu.
“S-Sungyoung? Sejak kapan kau disana?” Tanya Seulrin, Gelagapan.
Entah
malu karena ketahuan menguping atau apa, Sungyoung langsung berlari
meninggalkan kelasnya. Dalam hatinya, ia juga berpikir untuk apa ia
meninggalkan kelasnya?
Seulrin yang melihat Sungyoung pergi,
mengacak rambutnya bingung. Ia langsung melirik Taemin yang kini
terlihat sama bingungnya dengannya, “Ya! Taemin, kenapa kau malah diam
saja? Kejar anak itu! Lakukan itunya sekarang saja!” Perintah Seulrin.
“Eh? Sekarang?”
“Ne! Cepat!”
Taemin
menatap Seulrin lalu tersenyum, “Baiklah. Gomawo untuk semuanya, Rin.”
Tuturnya. Namja itu langsung berlari meninggalkan kelas untuk mengejar
Sungyoung.
Seulrin menatap kepergian Taemin. Sedikit rasa
sakit muncul di hatinya. Tapi, ia merasa bahwa ia telah melakukan hal
yang benar. Yeoja itu tesenyum kecil. “Sama-sama, Taemin.”
***
“Sungyoung! Choi Sungyoung! Berhenti berlari! Aku ingin berbicara denganmu!”
Sungyoung
menghentikan acara berlarinya karena itu adalah teriakan ke-sepuluh
dari Taemin. Gila? Ya. Sungyoung bisa saja disebut gila karena
menghitung jumlah teriakan dari Taemin untuknya.
Taemin mendekati Sungyoung yang kini sudah diam ditempatnya, “Ya Babo! Kenapa kau berlari terus?!” Sungut Taemin, kesal.
Sungyoung
menatap Taemin tak kalah kesal, “LALU KENAPA KAU MENGEJARKU?!”
Teriaknya. Beruntung taman sekolah kini masih sepi sehingga Sungyoung
tak perlu menanggung malu.
Tiba-tiba, muncul senyum jail di wajah Taemin, “kenapa kau marah-marah? Kau cemburu aku berduaan dengan Seulrin?”
Sungyoung
membelakan matanya karena ucapan Taemin. Benar juga. Untuk apa ia
berlari dan berteriak kepada Taemin? Padahal ia harusnya bersikap acuh.
Karena imagenya di depan Taemin adalah yeoja yang sangat membenci Lee
Taemin.
“Dalam mimpimu!” Sungutnya. Sungyoung langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Taemin
juga mengalihkan pandangannya ke gedung sekolah. Dilihatnya Seulrin
sedang menatapnya dari jendela kelasnya. Yeoja itu mengepal lalu
mengangkat tangannya ke arah Taemin. Bermaksud memberi semangat.
“Choi Sungyoung.” Panggil Taemin, sudah tak berniat menjahili Sungyoung.
“APA?!” Tanggap Sungyoung, kembali berteriak.
“YA! DENGARKAN AKU YEOJA BABO!” Balas Taemin, berteriak juga.
“AKU SUDAH MENDENGARKANMU DARI TADI! JADI KAU TAK PERLU BERTERIAK!!!”
“AKU MENYUKAIMU CHOI SUNGYOUNG! JEONGMAL SARANGHAE!”
Sungyoung
membatu sempurna saat mendengar ucapan dari Taemin. Kaget? Iya.
Bingung? Iya. Senang? Iya. Bingung? Jelas saja, bukankah Seulrin juga
menyukai Taemin? Ya, itulah perkiraan Sungyoung.
“Aku dan
Seulrin hanya bersahabat. Selama ini dia yang membantuku untuk
mengetahui perasaanmu padaku. Dan, dia juga mendukungku untuk menyatakan
perasaanku padamu.” Lanjut Taemin.
Sungyoung menatap Taemin.
Terlihatlah wajah Taemin yang sangat serius. Benarkah itu? Jadi, selama
ini Seulrin dan Taemin selalu berdua karena membicarakan dirinya?
“Benarkah?” Tanya Sungyoung, menundukan kepalanya.
“Ne. Kau tidak percaya?” Kini Taemin yang bertanya.
“Aku percaya.” Ucap Sungyoung. Yeoja itu kini sangat yakin bahwa wajahnya sudah memerah.
Taemin
tersenyum. “Jadi? Kau mau menjadi yeojachingu, hm?” Taemin melangkahkan
kakinya untuk mendekati Sungyoung. Sesampainya tepat dihadapan
Sungyoung, namja itu langsung menundukan kepalanya agar bisa melihat
wajah Sungyoung, “bisa jawab sekarang Nona Choi?”
END
WOW!! kasian Seulrin nya....
BalasHapus