Minggu, 11 November 2012

FF SHINee Love?

“Love?”


Author : RSalsabilaR

Genre : Romance - School Life - Friendship

Casts :

- Choi Sungyoung (OC)

- Lee Taemin (SHINee)

- Hwa Seulrin (OC)

Length : Oneshoot

Rate : General


Copyrighted. ©RSalsabilaR 2012. All right reserved


***



“Sung, Lihat! Itu Taemin!” Ucap Seulrin, sambil menyikut lengan Sungyoung. Tangannya menunjuk seorang namja yang tengah bermain bola basket dilapangan.


Sungyoung menutup telinganya menggunakan tangannya, tak ingin mendengar lebih banyak lagi ocehan dari sahabatnya tersebut.


“Ya? Siapa yeoja itu? Kenapa menempel terus dengan Taemin?” Gumam Seulrin, pelan.


“Mana?!”


Sungyoung yang awalnya menutup telinga, langsung melepaskan telapak tangannya dari telinga. Pandangan Matanya langsung beredar untuk mencari sosok Taemin. Atau lebih tepatnya, ia penasaran dengan yeoja yang dimaksud Seulrin.


Tapi, yang Sungyoung lihat hanya sosok Taemin yang sedang ber-toss ria dengan Baekhyun. Dengan sedikit kesal, yeoja itu langsung mengalihkan padangannya ke arah Seulrin.


“Ya! Kau bilang ada ye—”


“Sudah kuduga, kau menyukai Taemin.” Ujar Seulrin, Tiba-tiba dan berhasil memotong ucapan Sungyoung.


Sungyoung membulatkan matanya mendengar ucapan Seulrin. “Mwo?! Mana mungkin aku menyukainya! Kau kan tau sendiri, aku sangat membencinya!” Sungutnya.


“Ayolah Sung.. Mengaku saja. Kau menyukainya, kan?” Goda Seulrin.


Kini, Sungyoung merutuki dirinya sendiri. Kenapa ia dapat dengan mudahnya dikerjai oleh Seulrin? Ia juga sangat yakin, kini pasti wajahnya mulai memerah.


Sebenarnya Sungyoung sangat menyukai namja bernama Lee Taemin itu. Ayolah, siapa yang tidak menyukai namja seperti Taemin? Tampan, Jago nge-dance, Bermain Basket dan masih banyaak lagi. Banyak yeoja di sekolah yang menyukai namja itu. Dan, Sungyounglah salah satunya.


“Aku sudah tau dari dulu kalau kau menyukai Taemin ko. Tapi karena kau tidak mau terlihat menyukainya, kau pura-pura membencinya, kan?” Tebak Seulrin.


Benar!


Tebakan Seulrin tidak meleset sama sekali. Itu adalah alasan kenapa selama ini ia membeci Taemin dengan alasan yang tidak jelas. Setiap ada yang menanya kenapa Sungyoung membenci Taemin, Sungyoung hanya menjawab 'Karena dia menyebalkan'. Toh, ia dan Taemin juga memang sering bertengkar.


“Oke, aku mengaku. Aku menyukainya. Tapi kau jangan bilang siapa-siapa!” Ujar Sungyoung.


“Siap nona Choi Sungyoung!” Jawab Seulrin, sambil tersenyum.


Entah kenapa menurut Sungyoung, Senyum Seulrin kali ini seperti mengandung sebuah arti. Dan, entah apa arti dari senyum itu.


***


“Aish, dasar guru botak jelek! Kenapa aku harus dihukum membersihkan WC?!” Gerutu Sungyoung, Kesal.


Sebenarnya, bukan kesalahan Guru itu jika Sungyoung dihukum. Toh, Sungyoung sendiri yang membuat masalah dengan guru Killer itu karena tertidur di Kelas. Dan, ia dihukum membersihkan seluruh WC yeoja saat pulang sekolah.


Kini Sungyoung berjalan menuju WC disebelah perpustakaan setelah ia berhasil membersihkan WC didekat Kelasnya. Ia sedikit bersyukur juga karena Seulrin mau menunggunya menyelesaikan hukumannya.


“Ya! Taemin, Jangan yang seperti itu!”


“Lalu kau maunya bagaimana, Rin?”


Sungyoung—yang baru saja akan melangkahkan kakinya masuk ke dalam WC—menghentikan langkahnya. Ya. Yeoja itu mendengar dua suara yang sangat familiar di telinganya dari dalam perpustakaan.


Tanpa banyak ba-bi-bu, Sungyoung mengintip ke dalam perpustakaan. Pandangan matanya beredar ke seluruh ruangan tersebut.


Mata yeoja itu menyipit saat melihat seorang yeoja dan seorang namja. Sungyoung tidak dapat melihat dengan jelas sosok yeoja dan namja itu karena duduk membelakangi dirinya. Dua orang itu nampak sedang bercakap-cakap dan sesekali tertawa. Tak jarang juga mereka saling pukul.


“Aku bingung Taem! Yang punya acaranya 'kan kau. Kenapa aku jadi ikut repot?”


“Ayolah Rin. Bantu aku!” Mohon namja itu.


Taemin dan Seulrin. Ya. Dua suara itu adalah suara milik Taemin dan Seulrin. Hey, Untuk apa mereka hanya berduaan di perpustakaan? Oke, Sungyoung tau, Seulrin bisa mudah dekat dengan siapa saja. Tapi kenapa mereka hanya berdua? Setaunya, Seulrin tidak suka berduaan dengan seorang namja.


Sungyoung menepis hal yang tidak-tidak yang kini muncul di otaknya. Tidak mungkin Seulrin melakukan hal seperti itu. Seulrin adalah sahabatnya, kan?


“Sedang apa kau disitu? Bukannya saya menyuruhmu membershikan WC?”


Tubuh Sungyoung membeku saat mendengar perkataan itu. Tanpa menoleh pada si pemilik suara pun, Sungyoung sudah tau siapa itu. Siapa lagi kalau bukan guru botak yang menghukumnya.


Sungyoung membalikan tubuhnya ke arah guru botak itu, “Ne seonsaengnim. Sekarang aku akan membersihkan WCnya!” Sungyoung pun langsung berlari menuju WC yang paling dekat dengan perpustakaan.


***

-Sungyoung House's-


Entah sudah berapa kali Sungyoung mengehela nafasnya panjang. Dipikirannya kini, terus terbayang kejadian di Perpustakaan. Bagaimana Seulrin dan Taemin saling bercakap, saling tertawa dan bercanda.


Sungyoung menggeleng-gelengkan kepalanya, “Hey, Tidak mungkin 'kan, Seulrin menyukai Taemin?” Tanyanya, pada diri sendiri.


Kalau benar Seulrin menyukai Taemin, itu berarti, Mereka berdua menyukai namja yang sama? Ah, Sudahlah, lebih baik besok pagi ia langsung bertanya pada Seulrin.


***


Malam itu, Sungyoung sama sekali tidak bisa tidur. Pikirannya terus tertuju pada Seulrin dan Taemin. Bukannya takut Seulrin merebut Taemin, tapi, Yeoja itu lebih takut jika hubungan persahabatannya dengan Seulrin rusak.


Dan, Pagi itu, Sungyoung datang ke sekolah lebih pagi dari biasanya. Yeoja itu ingin bertemu dengan Seulrin karena biasanya Seulrin selalu datang paling awal dikelas.


Baru saja Sungyoung melangkahkan kakinya ke dalam kelas, yeoja itu langsung mendapati Seulrin dan Taemin disana. Mereka duduk berhadapan di satu meja. Hey, biasanya Taemin tidak datang sepagi ini.


“Lalu aku harus bagaimana?” Tanya Taemin pada Seulrin.


“Mana kutahu. Pikir saja sendiri!”


“Ayolah Rin. Kau 'kan yeoja yang baik. Ne?” Mohon Taemin, memasang puppy eyesnya.


Entahlah. Sungyoung tidak mendengar dengan jelas semua percakapan mereka berdua. Tapi, mereka berdua nampak sangat dekat. Bahkan, wajah Seulrin terlihat sangat senang.


“Ya! Ya! Ya! Taemin pabo! Kembalikan ponselku!”


“Bagaimana ya?”


“Lee Taemin!!! Cepat kembalikan!”


Apa yang harus ia lakukan sekarang? Itulah pertanyaan yang berkeliaran di otaknya. Bingung dan Takut yang ia rasakan sekarang. Jika disuruh memilih diantara Taemin dan Seulrin, Sungyoung jelas akan memilih Seulrin. Tapi disisi lain, ia juga ingin memilih Taemin.


BRAK!!!


Hembusan angin yang cukup kencang sukses membanting pintu kelas—yang awalnya hanya terbuka sedikit—menjadi terbuka lebar alias sempurna.


Sungyoung jelas terbelak kaget. Apalagi dua orang yang sedang di dalam kelas. Mereka langsung menoleh ke arah pintu.


“S-Sungyoung? Sejak kapan kau disana?” Tanya Seulrin, Gelagapan.


Entah malu karena ketahuan menguping atau apa, Sungyoung langsung berlari meninggalkan kelasnya. Dalam hatinya, ia juga berpikir untuk apa ia meninggalkan kelasnya?


Seulrin yang melihat Sungyoung pergi, mengacak rambutnya bingung. Ia langsung melirik Taemin yang kini terlihat sama bingungnya dengannya, “Ya! Taemin, kenapa kau malah diam saja? Kejar anak itu! Lakukan itunya sekarang saja!” Perintah Seulrin.


“Eh? Sekarang?”


“Ne! Cepat!”


Taemin menatap Seulrin lalu tersenyum, “Baiklah. Gomawo untuk semuanya, Rin.” Tuturnya. Namja itu langsung berlari meninggalkan kelas untuk mengejar Sungyoung.


Seulrin menatap kepergian Taemin. Sedikit rasa sakit muncul di hatinya. Tapi, ia merasa bahwa ia telah melakukan hal yang benar. Yeoja itu tesenyum kecil. “Sama-sama, Taemin.”


***


“Sungyoung! Choi Sungyoung! Berhenti berlari! Aku ingin berbicara denganmu!”


Sungyoung menghentikan acara berlarinya karena itu adalah teriakan ke-sepuluh dari Taemin. Gila? Ya. Sungyoung bisa saja disebut gila karena menghitung jumlah teriakan dari Taemin untuknya.


Taemin mendekati Sungyoung yang kini sudah diam ditempatnya, “Ya Babo! Kenapa kau berlari terus?!” Sungut Taemin, kesal.


Sungyoung menatap Taemin tak kalah kesal, “LALU KENAPA KAU MENGEJARKU?!” Teriaknya. Beruntung taman sekolah kini masih sepi sehingga Sungyoung tak perlu menanggung malu.


Tiba-tiba, muncul senyum jail di wajah Taemin, “kenapa kau marah-marah? Kau cemburu aku berduaan dengan Seulrin?”


Sungyoung membelakan matanya karena ucapan Taemin. Benar juga. Untuk apa ia berlari dan berteriak kepada Taemin? Padahal ia harusnya bersikap acuh. Karena imagenya di depan Taemin adalah yeoja yang sangat membenci Lee Taemin.


“Dalam mimpimu!” Sungutnya. Sungyoung langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain.


Taemin juga mengalihkan pandangannya ke gedung sekolah. Dilihatnya Seulrin sedang menatapnya dari jendela kelasnya. Yeoja itu mengepal lalu mengangkat tangannya ke arah Taemin. Bermaksud memberi semangat.


“Choi Sungyoung.” Panggil Taemin, sudah tak berniat menjahili Sungyoung.


“APA?!” Tanggap Sungyoung, kembali berteriak.


“YA! DENGARKAN AKU YEOJA BABO!” Balas Taemin, berteriak juga.


“AKU SUDAH MENDENGARKANMU DARI TADI! JADI KAU TAK PERLU BERTERIAK!!!”


“AKU MENYUKAIMU CHOI SUNGYOUNG! JEONGMAL SARANGHAE!”


Sungyoung membatu sempurna saat mendengar ucapan dari Taemin. Kaget? Iya. Bingung? Iya. Senang? Iya. Bingung? Jelas saja, bukankah Seulrin juga menyukai Taemin? Ya, itulah perkiraan Sungyoung.


“Aku dan Seulrin hanya bersahabat. Selama ini dia yang membantuku untuk mengetahui perasaanmu padaku. Dan, dia juga mendukungku untuk menyatakan perasaanku padamu.” Lanjut Taemin.


Sungyoung menatap Taemin. Terlihatlah wajah Taemin yang sangat serius. Benarkah itu? Jadi, selama ini Seulrin dan Taemin selalu berdua karena membicarakan dirinya?


“Benarkah?” Tanya Sungyoung, menundukan kepalanya.


“Ne. Kau tidak percaya?” Kini Taemin yang bertanya.


“Aku percaya.” Ucap Sungyoung. Yeoja itu kini sangat yakin bahwa wajahnya sudah memerah.


Taemin tersenyum. “Jadi? Kau mau menjadi yeojachingu, hm?” Taemin melangkahkan kakinya untuk mendekati Sungyoung. Sesampainya tepat dihadapan Sungyoung, namja itu langsung menundukan kepalanya agar bisa melihat wajah Sungyoung, “bisa jawab sekarang Nona Choi?”


END

1 komentar: