WAEYO?!
Author : Christy Garda
Main Cast :
§ Choi Sungyoung aka Kim Sungyoung
§
Kim Jonghyun
Support Cast :
§
Choi Minho
§
Hwa Seulrin
§
Lee Taemin
§
Lee Jinki
§
Kim Kibum
§
Hwa Min Rin
§
Kang Minhyuk
Length : Chapter
Genre :Comedy,Family, School life
Rating : General
“oke kalau begitu” jawab semua serempak atas rencana Taemin.
“Tumben kamu pinter, pake apa?” tanya Onew dengan dingin.
“IYADONG” ucap Taemin dengan percaya diri.
“eh tumben? Berarti selama ini aku ga pinter gitu hyung?!”
sambung Taemin saat baru menyadari perkataan Onew tadi.
“iya emang”
“Hah? Yadong?”celetuk Sungyoung dan Jonghyun bersamaan.
“Siapa yang ngomongin yadong?” tanya Seulrin agak aneh
dengan pertanyaan Kim bersaudara tadi.
“Itu tadi Taemin” jawab Jonghyun
“IYA DONG!! Bukan YADONG!!” bentak semua dengan bersamaan.
“hehehe mian”
“Kalian itu mentang-mentang kembar jadi otaknya juga sama
mikirnya.” Ucap Minho dengan dingin.
“Jinki mana ayamnya?” tagih Sungyoung.
“Iya sebentar lagi, kejebak hujan kali”
Sambil
menunggu ayam pesanan Onew datang mereka pun bermain suatu permainan. Mungkin
karena bosan Sungyoung pun berjalan ke dapur untuk mengambil Banana Milknya di
kulkas. Curiga dengan tingkah laku Sungyoung, Seulrin mengikutinya dari belakang.
Betapa terkejutnya Seulrin saat melihat 2 pack Banana Milk tersusun rapi di
kulkas itu. Sungyoung yang menyadari ada yang mengikutinya langsung berbalik.
“SEULRIN!” teriak Sungyoung saat melihat Seulrin yang ada di belakangnya.
“Ternyata kamu...ckckck kenapa kamu ga bilang kamu punya
Banana Milk?” tanya Seulrin saat memergoki Sungyoung.
“Mian, aku kasih kamu 2 deh, tapi jangan bilang-bilang ke
Taemin! Kalau dia tau bisa-bisa ini habis semua oleh nya”
“Oke” jawab Seulrin sambil mengacungkan ibu jarinya.
Mereka
pun kembali ke ruang tengah dengan ekspresi seperti tidak terjadi apa-apa. TOK
TOK. Tak berapa lama ayam pesanan Onew pun datang. Mereka pun memakannya dengan
canda tawa.
“hahahaha kocak!”
“eh iya Sungyoung kenapa Minjung tidak pernah kumpul sama
kita lagi?” tanya Minho
Sungyoung
hanya diam saat mendengar nama Minjung di ucapkan. Dia pun melamun memikirkan
Minjung yang sekarang telah berubah, bahkan sangat- sangat berubah.
”eh aku pulang sekarang ya mumpung hujannya udah reda!” ucap
Onew mencairkan suasana.
“oke”
“Hyung ayo kita pulang bersama!!” ajak Taemin
“oh ya sudah kita juga pulang dulu ya” sambung Minho dan
Seulrin
“ne annyeong”
Jonghyun
pun mengantar teman-temannya itu sampai gerbang, sedangkan Sungyoung diam di
rumah merapikan ruang tengah yang tadi berantakan.
“huffhhh” sudah beberapa kali
Sungyoung menghela nafas panjang. “Ada apa?” Jonghyun mulai khawatir dengan
sikap dongsaengnya itu belakangan ini. Sungyoung hanya duduk diam sambil
menyenderkan kepalanya pada senderan sofa. “Ada apa?” ucap Jonghyun sekali lagi
sambil menghampiri dongsaengnya setelah mengantar teman-temannya ke gerbang.
Jonghyun
pun duduk tepat disamping Sungyoung.
“Kenapa kau melamun?” tanya Jonghyun saat melihat Sungyoung dengan
tatapan kosong. “Kenapa orang-orang jadi berbeda?” jawab Sungyoung sambil
menyenderkan kepalanya di bahu Jonghyun. “Memangnya kenapa?” tanya Jonghyun
sambil ikut menyenderkan kepalanya pada kelapa Sungyoung.
“Oppa? Jawab
sejujur-jujurnya”
“Apa?”
“Apakah sekarang aku berubah?”
Jonghyun
agak terkejut dengan pertanyaan Sungyoung. Dia berpikir tidak biasanya
Sungyoung bertanya seperti itu, apakah ada masalah yang besar? Kenapa dia tidak
tau? Biasanya Sungyoung akan bercerita bila ada masalah besar pada dirinya,
tapi kenapa sekarang dia tidak memberi tahunya?.
“ehmm di sekolah kamu biasa saja, tapi di rumah kamu jadi
lebih pendiam. Adakah masalah sampai membuatmu seperti ini?” jelas Jonghyun
“entahlah, aku merasa keberadaan ku di sekolah seperti...”
jelas Sungyoung dengan matanya yang mulai berkaca-kaca.
Jonghyun
tambah cemas saat melihat air mata Sungyoung mulai mengalir. “Apakah masalah
itu sangat sakit sampai dia harus begini?” pertanyaan itulah yang terus
mengiang di kepalanya.
“seperti? Seperti apa?”
“Diacuhkan. Apakah aku sangat berubah sekali sampai-sampai mereka
seperti itu?”
“Tapi kau sama sekali tidak berubah disekolah, kau masih
bisa tersenyum,sudahlah jangan pikirkan teman-temanmu itu. Bersikap biasa
sajalah pada mereka.”
“Itulah yang membuatku sampai sesakit ini.”
“di depan mereka aku
tetap bersikap biasa walau mereka tetap mengacuhkanku, awal-awalnya aku memang
bisa memaklumi itu dan tetap bercanda dengan mereka walau mereka tidak
menghiraukan ku, tapi lama kelamaan perilaku mereka tambah aneh terhadapku dan sekarang berpura-pura gembira di depan mereka itu terlalu berat untuk aku lakukan. Di sekolah, di depan mereka aku masih tetap
tersenyum walau mereka tidak tau di belakang senyum itu terdapat ke sedihan
yang amat dalam, apalagi belakangan ini sifat mereka sangat berubah dan aku
selalu ber fikir kenapa begini? Apakah aku membuat suatu kesalahan? Sampai-
sampai mereka seperti itu terhadapku.” Jelas Sungyoung dengan air mata yang
terus mengalir.
Jonghyun
merasakan sakit yang teramat dalam saat mendengarkan penjelasan Sungyoung tadi,
“Apakah itu yang selama ini dia sembunyikan?”
batin Jonghyun terus bertanya-tanya. Jonghyun sangat menyesal saat
melihat air mata Sungyoung tadi, dia sangat menyesal karna telah menjadi oppa
yang tidak bisa diandalkan.
“sudah cukup! Sudah cukup aku melakukan sandiwara ini, ini
terlalu sakit!Walau mereka bilang itu bercanda aku tau dari mata dan ekspresi
wajah mereka bahwa itu bukan hanya sekedar bercanda. Aku bersikap dingin pada
mereka,salah! Aku bersikap biasa,salah! Jadi apa yang mereka inginkan?! Sebenarnya
aku ingin menceritakan ini semua dari dulu pada oppa, tapi aku tidak mau
terlihat lemah di depan oppa. Jadi lebih baik aku sembunyikan sendiri,
tapi ternyata itu tidak semudah yang aku
kira.” Sungyoung pun membenamkan kepalanya di bahu Jonghyun dan menangis
sejadi-jadinya.
Jonghyun
bisa merasakan lengan bajunya basah oleh air mata Sungyoung. Pemandangan ini
sungguh membuat Jonghyun merasa dirinya tidak berguna. Jonghyun hanya bisa
mengelus kepala Sungyoung dan memeluknya. Dalam hatinya Jonghyun pun menangis
melihat bagaimana keadaan dongsaengnya sekarang. Dia tidak pernah berpikir
bahwa dongsaengnya ini bisa mengalami hal yang seperti ini.
“Gwenchana, semua akan berjalan seperti biasa lagi nanti.”
Jelas Jonghyun untuk menenangkan Sungyoung.
“Mianhae.” Ucap Jonghyun dengan pelan.
“hiks..hiks Untuk apa? Hiks..hiks”
“Untuk tidak bisa menjagamu dengan baik selama ini,
mianhae.”
“hiks..hiks..hiks..” Sungyoung hanya menjawabnya dengan
senggukan.
Mungkin
karena terlalu lelah menangis, Sungyoung pun tertidur di bahu Jonghyun. Jonghyun
sedaritadi memikirkan masalah tadi, sekarang Jonghyunlah yang melamun. Dia
merasa selalu bersalah sekarang.
“KYAAAA!!!!” Sungyoung terbangun dengan muka yang pucat dan
keringat yang bercucuran di pelipisnya.
“Ada apa? Apakah kamu bermimpi buruk? ” Tanya Jonghyun dengan sangat cemas saat mendengar teriakan Sungyoung tadi.
“Ada apa? Apakah kamu bermimpi buruk? ” Tanya Jonghyun dengan sangat cemas saat mendengar teriakan Sungyoung tadi.
Sungyoung
hanya menjawabnya dengan anggukan yang mengartikan ‘iya’. Wajah Sungyoung kini
sangat ketakutan dengan tatapan matanya yang kosong. Jonghyun yang melihat itu
sangat cemas.
“Tenang aku ada disini, memang kau bermimpi apa tadi?” tanya
Jonghyun sambil memegang kedua bahu Sungyoung.
Sungyoung
hanya bisa diam dengan pertanyaan Jonghyun tadi. Dia masih takut akan mimpinya
tadi. Entah kenapa mimpi itu masih membuat Sungyoung ketakutan. Hal itu lah
yang membuat Jonghyun tambah cemas.
“Sungyoung! Kim Sungyoung! Jawab pertanyaanku! Jangan
seperti ini! Kalau begini kau tambah membuatku khawatir! Sudah cukup kau
membuatku khawatir hari ini! Khawatir karna arwah Minhyuk, khawatir karna masalahmu
di sekolah, dan sekarang kau mau membuatku khawatir dengan ini?!” bentak
Jonghyun dengan hati yang masih cemas.
“Mianhae oppa sudah membuat mu khawatir hari ini” jawab
Sungyoung dengan nada lirih.
“Tadi aku hanya bermimpi aku di kejar suatu makhluk besar
berwarna putih entah apa itu-“
“hantu?” tanya Jonghyun
“itu seperti... seperti”
“apa?!”
“ayam.”
“hah?” ekpresi Jonghyun kini berubah menjadi aneh.
“iya benar! Ayam raksasa! Dan ayam itu melihat ku penuh
dendam dia terus mengejarku sampai akhirnya aku berhenti karna kehabisan nafas
tapi ayam raksasa itu masih mengejarku aku pun melanjutkan lariku sampai
akhirnya aku terpeleset dan masuk ke dalam lubang kloset yang sangat besar,
saat aku masuk ke dalam lubang kloset itu aku melihat ayam itu tertawa dengan
puasnya seperti ini HUAHAHAHAHA. Bukankan itu gila?” cerita Sungyoung dengan
penuh ekspresi.
“ayam? Raksasa? Kloset?” tanya Jonghyun dengan ekspresi
bingung.
“ne! Semua itu sangat menyeramkan! Gara-gara itu sekarang
aku ingin ke toilet!”
Sungyoung
pun pergi ke toilet dan menginggalkan Jonghyun yang masih bingung di ruang
tengah. Jonghyun pun masih memikirkan hal-hal aneh yang terjadi hari ini.
“Sungyoung apakah kau mau membuatku jadi gila?” tanya
Jonghyun dengan sangat pelan.
“apa semua ini gara-gara Jinki memberikan ayam tadi dengan
tidak ikhlas?” tanya Sungyoung setelah dari toilet.
“...”
“oppa?”
“Aku ngantuk. Aku ke atas dulu untuk tidur.” Ucap Jonghyun
dengan dingin dan berjalan ke atas.
“ehmm kenapa dia? Sudahlah sebaiknya aku hubungi jinki”
“Mempunyai adik seperti dia membuatku pusing~” ucap Jonghyun
dalam hati sambil berjalan ke kamarnya.
To Be Continued
Tidak ada komentar:
Posting Komentar