Jumat, 16 November 2012

FF SHINee WAEYO?! (Chapter 4)



WAEYO?!

Author : Christy Garda
Main Cast :
§        Choi Sungyoung aka Kim Sungyoung
§        Kim Jonghyun

Support Cast :
§       Choi Minho
§       Hwa Seulrin
§       Lee Taemin
§       Lee Jinki
§       Kim Kibum
§       Hwa Min Rin
§       Kang Minhyuk

Length : Chapter
Genre :Comedy,Family, School life
Rating : General  

“oke kalau begitu” jawab semua serempak atas rencana Taemin.
“Tumben kamu pinter, pake apa?” tanya Onew dengan dingin.
“IYADONG” ucap Taemin dengan percaya diri.
“eh tumben? Berarti selama ini aku ga pinter gitu hyung?!” sambung Taemin saat baru menyadari perkataan Onew tadi.
“iya emang”
“Hah? Yadong?”celetuk Sungyoung dan Jonghyun bersamaan.
“Siapa yang ngomongin yadong?” tanya Seulrin agak aneh dengan pertanyaan Kim bersaudara tadi.
“Itu tadi Taemin” jawab Jonghyun
“IYA DONG!! Bukan YADONG!!” bentak semua dengan bersamaan.
“hehehe mian”
“Kalian itu mentang-mentang kembar jadi otaknya juga sama mikirnya.” Ucap Minho dengan dingin.
“Jinki mana ayamnya?” tagih Sungyoung.
“Iya sebentar lagi, kejebak hujan kali”
                Sambil menunggu ayam pesanan Onew datang mereka pun bermain suatu permainan. Mungkin karena bosan Sungyoung pun berjalan ke dapur untuk mengambil Banana Milknya di kulkas. Curiga dengan tingkah laku Sungyoung, Seulrin mengikutinya dari belakang. Betapa terkejutnya Seulrin saat melihat 2 pack Banana Milk tersusun rapi di kulkas itu. Sungyoung yang menyadari ada yang mengikutinya langsung berbalik.
“SEULRIN!” teriak Sungyoung  saat melihat Seulrin yang ada di belakangnya.
“Ternyata kamu...ckckck kenapa kamu ga bilang kamu punya Banana Milk?” tanya Seulrin saat memergoki Sungyoung.
“Mian, aku kasih kamu 2 deh, tapi jangan bilang-bilang ke Taemin! Kalau dia tau bisa-bisa ini habis semua oleh nya”
“Oke” jawab Seulrin sambil mengacungkan ibu jarinya.
                Mereka pun kembali ke ruang tengah dengan ekspresi seperti tidak terjadi apa-apa. TOK TOK. Tak berapa lama ayam pesanan Onew pun datang. Mereka pun memakannya dengan canda tawa.
“hahahaha kocak!”
“eh iya Sungyoung kenapa Minjung tidak pernah kumpul sama kita lagi?” tanya Minho
                Sungyoung hanya diam saat mendengar nama Minjung di ucapkan. Dia pun melamun memikirkan Minjung yang sekarang telah berubah, bahkan sangat- sangat berubah.
”eh aku pulang sekarang ya mumpung hujannya udah reda!” ucap Onew mencairkan suasana.
“oke”
“Hyung ayo kita pulang bersama!!” ajak Taemin
“oh ya sudah kita juga pulang dulu ya” sambung Minho dan Seulrin
“ne annyeong”
                Jonghyun pun mengantar teman-temannya itu sampai gerbang, sedangkan Sungyoung diam di rumah merapikan ruang tengah yang tadi berantakan.


“huffhhh” sudah beberapa kali Sungyoung menghela nafas panjang. “Ada apa?” Jonghyun mulai khawatir dengan sikap dongsaengnya itu belakangan ini. Sungyoung hanya duduk diam sambil menyenderkan kepalanya pada senderan sofa. “Ada apa?” ucap Jonghyun sekali lagi sambil menghampiri dongsaengnya setelah mengantar teman-temannya ke gerbang.
                Jonghyun pun duduk tepat disamping Sungyoung.  “Kenapa kau melamun?” tanya Jonghyun saat melihat Sungyoung dengan tatapan kosong. “Kenapa orang-orang jadi berbeda?” jawab Sungyoung sambil menyenderkan kepalanya di bahu Jonghyun. “Memangnya kenapa?” tanya Jonghyun sambil ikut menyenderkan kepalanya pada kelapa Sungyoung.
 “Oppa? Jawab sejujur-jujurnya”
“Apa?”
“Apakah sekarang aku berubah?”
                Jonghyun agak terkejut dengan pertanyaan Sungyoung. Dia berpikir tidak biasanya Sungyoung bertanya seperti itu, apakah ada masalah yang besar? Kenapa dia tidak tau? Biasanya Sungyoung akan bercerita bila ada masalah besar pada dirinya, tapi kenapa sekarang dia tidak memberi tahunya?.
“ehmm di sekolah kamu biasa saja, tapi di rumah kamu jadi lebih pendiam. Adakah masalah sampai membuatmu seperti ini?” jelas Jonghyun
“entahlah, aku merasa keberadaan ku di sekolah seperti...” jelas Sungyoung dengan matanya yang mulai berkaca-kaca.
                Jonghyun tambah cemas saat melihat air mata Sungyoung mulai mengalir. “Apakah masalah itu sangat sakit sampai dia harus begini?” pertanyaan itulah yang terus mengiang di kepalanya.
“seperti? Seperti apa?”
“Diacuhkan. Apakah  aku sangat berubah sekali sampai-sampai mereka seperti itu?”
“Tapi kau sama sekali tidak berubah disekolah, kau masih bisa tersenyum,sudahlah jangan pikirkan teman-temanmu itu. Bersikap biasa sajalah pada mereka.”
“Itulah yang membuatku sampai sesakit ini.”
“di depan mereka  aku tetap bersikap biasa walau mereka tetap mengacuhkanku, awal-awalnya aku memang bisa memaklumi itu dan tetap bercanda dengan mereka walau mereka tidak menghiraukan ku, tapi lama kelamaan perilaku mereka tambah aneh terhadapku dan  sekarang berpura-pura gembira di depan mereka  itu terlalu berat untuk aku lakukan.  Di sekolah, di depan mereka aku masih tetap tersenyum walau mereka tidak tau di belakang senyum itu terdapat ke sedihan yang amat dalam, apalagi belakangan ini sifat mereka sangat berubah dan aku selalu ber fikir kenapa begini? Apakah aku membuat suatu kesalahan? Sampai- sampai mereka seperti itu terhadapku.” Jelas Sungyoung dengan air mata yang terus mengalir.
                Jonghyun merasakan sakit yang teramat dalam saat mendengarkan penjelasan Sungyoung tadi, “Apakah itu yang selama ini dia sembunyikan?”  batin Jonghyun terus bertanya-tanya. Jonghyun sangat menyesal saat melihat air mata Sungyoung tadi, dia sangat menyesal karna telah menjadi oppa yang tidak bisa diandalkan.
“sudah cukup! Sudah cukup aku melakukan sandiwara ini, ini terlalu sakit!Walau mereka bilang itu bercanda aku tau dari mata dan ekspresi wajah mereka bahwa itu bukan hanya sekedar bercanda. Aku bersikap dingin pada mereka,salah! Aku bersikap biasa,salah! Jadi apa yang mereka inginkan?! Sebenarnya aku ingin menceritakan ini semua dari dulu pada oppa, tapi aku tidak mau terlihat lemah di depan oppa. Jadi lebih baik aku sembunyikan sendiri, tapi  ternyata itu tidak semudah yang aku kira.” Sungyoung pun membenamkan kepalanya di bahu Jonghyun dan menangis sejadi-jadinya.
                Jonghyun bisa merasakan lengan bajunya basah oleh air mata Sungyoung. Pemandangan ini sungguh membuat Jonghyun merasa dirinya tidak berguna. Jonghyun hanya bisa mengelus kepala Sungyoung dan memeluknya. Dalam hatinya Jonghyun pun menangis melihat bagaimana keadaan dongsaengnya sekarang. Dia tidak pernah berpikir bahwa dongsaengnya ini bisa mengalami hal yang seperti ini.
“Gwenchana, semua akan berjalan seperti biasa lagi nanti.” Jelas Jonghyun untuk menenangkan Sungyoung.
“Mianhae.” Ucap Jonghyun dengan pelan.
“hiks..hiks Untuk apa? Hiks..hiks”
“Untuk tidak bisa menjagamu dengan baik selama ini, mianhae.”
“hiks..hiks..hiks..” Sungyoung hanya menjawabnya dengan senggukan.
                Mungkin karena terlalu lelah menangis, Sungyoung pun tertidur di bahu Jonghyun. Jonghyun sedaritadi memikirkan masalah tadi, sekarang Jonghyunlah yang melamun. Dia merasa selalu bersalah sekarang.


“KYAAAA!!!!” Sungyoung terbangun dengan muka yang pucat dan keringat yang bercucuran di pelipisnya.
“Ada apa? Apakah kamu bermimpi buruk? ” Tanya Jonghyun dengan sangat cemas saat mendengar teriakan Sungyoung tadi.
                Sungyoung hanya menjawabnya dengan anggukan yang mengartikan ‘iya’. Wajah Sungyoung kini sangat ketakutan dengan tatapan matanya yang kosong. Jonghyun yang melihat itu sangat cemas.
“Tenang aku ada disini, memang kau bermimpi apa tadi?” tanya Jonghyun sambil memegang kedua bahu Sungyoung.
                Sungyoung hanya bisa diam dengan pertanyaan Jonghyun tadi. Dia masih takut akan mimpinya tadi. Entah kenapa mimpi itu masih membuat Sungyoung ketakutan. Hal itu lah yang membuat Jonghyun tambah cemas.
“Sungyoung! Kim Sungyoung! Jawab pertanyaanku! Jangan seperti ini! Kalau begini kau tambah membuatku khawatir! Sudah cukup kau membuatku khawatir hari ini! Khawatir karna arwah Minhyuk, khawatir karna masalahmu di sekolah, dan sekarang kau mau membuatku khawatir dengan ini?!” bentak Jonghyun dengan hati yang masih cemas.
“Mianhae oppa sudah membuat mu khawatir hari ini” jawab Sungyoung dengan nada lirih.
“Tadi aku hanya bermimpi aku di kejar suatu makhluk besar berwarna putih entah apa itu-“
“hantu?” tanya Jonghyun
“itu seperti... seperti”
 “apa?!”
“ayam.”
“hah?” ekpresi Jonghyun kini berubah menjadi aneh.
“iya benar! Ayam raksasa! Dan ayam itu melihat ku penuh dendam dia terus mengejarku sampai akhirnya aku berhenti karna kehabisan nafas tapi ayam raksasa itu masih mengejarku aku pun melanjutkan lariku sampai akhirnya aku terpeleset dan masuk ke dalam lubang kloset yang sangat besar, saat aku masuk ke dalam lubang kloset itu aku melihat ayam itu tertawa dengan puasnya seperti ini HUAHAHAHAHA. Bukankan itu gila?” cerita Sungyoung dengan penuh ekspresi.
“ayam? Raksasa? Kloset?” tanya Jonghyun dengan ekspresi bingung.
“ne! Semua itu sangat menyeramkan! Gara-gara itu sekarang aku ingin ke toilet!”
                Sungyoung pun pergi ke toilet dan menginggalkan Jonghyun yang masih bingung di ruang tengah. Jonghyun pun masih memikirkan hal-hal aneh yang terjadi hari ini.
“Sungyoung apakah kau mau membuatku jadi gila?” tanya Jonghyun dengan sangat pelan.
“apa semua ini gara-gara Jinki memberikan ayam tadi dengan tidak ikhlas?” tanya Sungyoung setelah dari toilet.
“...”
“oppa?”
“Aku ngantuk. Aku ke atas dulu untuk tidur.” Ucap Jonghyun dengan dingin dan berjalan ke atas.
“ehmm kenapa dia? Sudahlah sebaiknya aku hubungi jinki”
“Mempunyai adik seperti dia membuatku pusing~” ucap Jonghyun dalam hati sambil berjalan ke kamarnya.

To Be Continued

Tidak ada komentar:

Posting Komentar